Pages

Sabtu, 30 Juli 2011

Kisah SMP

Sahabat Biru Putih

 (||||)
“Persahabatan tidak akan hilang begitu saja, antara aku dan mereka. Dan sulit untuk dilupakan sahabat sejati itu. Sahabat itu lebih dari siapapun. Meski itu Cuma kenangan tapi aku kan selalu mengingat kau sahabat. Don’t forget me.”



A
ku terus memandang  jam, ku tunggu sahabat SMP ku datang. Tak henti-hentinya otakku bisa ingin merasakan canda tawa dari mereka semua. Mungkin udah tiga atau empat bulanan kita tak jumpa. Pas hari itu hari Minggu jadi aku dirumah.
            Sejak ada wall di Facebook di beritahukan bahwa alumni kelas 9G tahun 2010/2011 akan berkumpul di rumahku, hatiku senag sekali. Meskipun yang datang tidak semua anggota kelas tapi aku tetap senang. Mereka akan datang jam 09:00 WIB.
Jarak rumah kami cukup jauh. Ku duduk menunggu di depan pintu, semilir angin sawah menyapa ku. Ku bayangkan mereka yang dahulu. Si-kurus Nusi berambut lurus pirang dengan sifat nya agak pemarah, yang selalu ku ejek dulu. Ayun si-pintar, berambut kriting yang selalu bilang “tumbuh tubuhku kok ke samping sih, gang ke atas”. Temanku yang sangat seksi, ya! Itu Tiara, tubuhnya yang tinggi dan berisi membuat dia terliat seksi. Aku tertawa sendiri seperti orang gila saat itu.
“Finaaa! Hai fina”, teriak Nusi memotong nosalgiaku.
            Sampai mereka di rumah ku, begitu senang-nya aku meski datangnya satu persatu. Pertama Nusi, yang mengagetkan. Sekarang dia berjiblab, sudah tak terlihat rambut perang yang di ribonding itu. Berselang beberapa menit Luky dan Ayun datang, Ayun juga berjiblab sekarang. Subehana’Allah mereka makin cantik aja. Kita berpelukan melepas kangen. Udah bincang-bincang cukup lama, Andra dan Kandar datang. Tapi sayang mereka cuman mampir saja, gara-gara mau kelompok ma teman barunya.
“Bi...............ma idih Bima”, teriak Nusi dan Ayun.
Eeeh... Bima datang. Kawan-kawan langsung menyambutnya, dengan rasa kangen. Tapi aku biasa saja, lawong aku hampir tiap hari ketemu. Terus disusul oleh Anas, dia adalah orang yang bijaksana oleh karna itu di terpilih menjadi ketua kelas waktu kita SMP dulu.
“Idih, Tiara”, kataku
            “Napa fin?”, jawabnya
            “Kangen aku, tambah cantik dan seksi aja kamu ra”, jawabku sambil berjabat tangan.
            Hanya mereka yang datang. Hari itu rencananya ingin ngomongin rencana mau BUBER (buka bersama), eh malahan ngomongin waktu MOS sama PERSAMI di masing-masing sekolohan mereka. Ya maklum saja sekolahan kami berbeda-beda. Nusi,  Ayun  dan Anas sekolah di SMA Negeri Durenan. Luky sekolah di SMK 1 Durenan. Tiara sekolah di SMA Negeri Gondang. Sedangkan saya dan Bima sekolah di SMA Negeri 1 Trenggalek.
            Asik-asik ngobrol tiba tiba.
KRETEK-KRETEK JEDOOOOOOOO-OOOOOOOOOOOOOOOR!!!!!!
            “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa, adike Fina”, teriakan mereka semua.
            Ya itu ulah adik ku yang jahil, siang-siang nyalai petasan. Ya akhirnya teman-temanku ikut-ikutan maen petasan dengan adik. Anas mencoba nyalain, tapi gag jadi-jadi gara-gara banyak montor. Montor udah gak ada Anas coba nyalain Lagi. Teman-temanku udah siap-siap menetup telinga.
            Seeesss JEDOOOOOR!!!!!!!!
            “hahahahahahahaha,”tawa teman-temanku setelah petasannya di nyalakan.
            Akhirnya, gak jadi rundingan BUBER jadinya malahan mainan petasan sama crita-crita pengalamannya sendiri-sendiri. Ayun sudah ngajak pulang, padahal lama di rumahku gak apa-apa aku low gak keberatan. Akhirnya mereka siap-siap pulang.
            “Heh teman-teman Aziz mau kesini”, kata Luky sesampainya di luar pintu.
            “Eh masak?? Yaudah di tunggu saja dulu”, bilangku memohon ke teman-temanku.
Udah cukup lama banget aku dan teman-teman menunggu ke datangan  Aziz. Sambil menunggu teman-teman kami meneruskan bincang-bincang kami.
Di tunggu cukup lama Aziz belum datang-satang juga. Mereka semua memutuskan untuk pulang.
            “Heleh ayo muleh ae, ora-ora lek Aziz teko”, minta Ayun dalam Bhs. Jawa.
“Jangan!”, larangku.
Tapi mereka tetap mau pulang. Udah aku cegah tapi mereka tetap pulang. Ya sudah aku antar mereka sampai depan rumah.
Semua sudah siap-siap ngambil montor mereka masing-masing. Tapi sebelum mau pulang kerumah masing-masing katanya masih mau mampir ke rumah Ayun.
Mau nganterin pulang Ayun dulu.
“Wes aku mameg disek yow Fin?” kata mereka pamitan kepadaku.
“Ya hati-hati di jalan, jangan banter-banter leg naik montor”, kataku
Mereka sudah ngidupin montor dan mulai berangkat pulang.
“Aa...Ziiiiiiiiiz! Aziz datang, berhenti!”, teriaku.
Sebagian berhenti, tapi Bima terus pulang.
“Aziz kog hitam banget sih, tapi tambah imut”. Bilangku dengan tertawa
“Ahaayy, mosak tow Fin?” jawab Aziz.
“Pancen ya PASKIBRAKA yow malih hitam tow Fin”, saut Anaz.
“Uwis, pye iki? Pulang wae wis sore rapate di terusne besok Minggu ae”, sambar Ayun dengan tergesa-gesa.
“Ya sudah pokoknya persahabatan ini gag bakalan berubah tow? Meskipun wes SMA?, tanya Tiara.
“Ya enggaklah, kita ya tetap sering kupul kayak gini, kalau kumpul lagi ngumpulnya di rumah aku aja ya”. Jawabku
“Beres!, jawab mereka dengan kompak
“Ya wes Fin, kami pulang dulu”, kata mereka pamitan.
            Akhirnya mereka positif untuk pulang. Rumah jadi sepi deh. Tapi aku seneng mereka masih ingat sama aku dan kami juga masih kompak seperti waktu SMP.
            Aku sayang kalian teman, jangan pernah lupakan aku.
Read More - Kisah SMP