Pages

Sabtu, 02 Juni 2012

Siapakah Aku?




Halo! Perkenal kan nama lengkapku adalah Nazila Naf’atu Fina. Nama panggilanku.......???? Banyak :D . Kalau tetangga sekitar ku rumah panggil Pipin, keluargaku panggil Fifin, Teman-teman SMP panggil Fina. Dan panggilan baru ku di SMA Chila. Haha :D . Bagus bagus  ya nama panggilanku J.
                Aku lahir di Tulungagung, tanggal 23 bulan Maret 1996. Waktu itu mungkin ibu lagi berjuang buat aku. Ya makasih ibu. Dan ayahku adalah kepala keluarga yang baik (menurut ku).

Ayah dan aku

Adek dan aku

                Aku mulai mengenal pendidikan sejak aku sekolah di TK Darmawanita 1 Kendalrejo cukup dua tahun saja. Selanjutnya di SDN 1 Kendalrejo ya cukup sukses enam tahun aku lewati dengan mudah menurutku. Lalu SMP ku di SMPN 1 Durenan, ya aku mulai belajar bersosialisasi lebih luas di sana, teman-teman SMP ku menjadi keluarga baru bagiku meski sekarang aku sudah SMA. Sudah kenyang sekolah di desa, mau cari pengalaman baru, Ya! Aku sekarang lagi menuntut ilmu di SMAN 1 Trenggalek. Teman baru dari golongan baru juga, aku cukup senang sekolah di sana.


Keluarga besar Sepuluh7
Read More - Siapakah Aku?

Mengejar Rintisan Sekolah Internasional


S
uara ayam berkokok belum terdengar di telinga. Langit pun belum memancarkan sinarnya. Tapi semangat seorang remaja SMP sudah berkobar membara. Dengan sejuta harapan untuk dirinya serta Ayah Ibu tersayang.
            “Hoooam, semangat !”, teriaknya  dengan membereskan kasur birunya.
            “Andi ?”, teriak ibu dari kamarnya.
            “iya bu, ini Andi”
            “Sudah bangun?”.
            “Sudah, kan Andi mau berangkat berjuang jadi Andi bangun pagi”, kata Andi optimis.
            Andi pun berjalan keluar dari ruang kecil yang sudah rapi. Dan ia segera mengambil air wudlu dan mengenakan sarung serta baju bersih seraya meminta kemudahan kepada Pencipta Alam Semesta.
            Dua kali tiga tambah tiga, Andi laksanakan.
            “Ya-Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, ampunilah dosa-dosa hamba-Mu dan dosa-dosa ke-dua orang tua hamba-Mu. Ya-Allah mudahkanlah hamaba-Mu untuk mengejar sekolah bertaraf Internasional di Trenggalek, mungkin dengan hamba-Mu diterima di SMAN 1 Trenggalek bisa membuat Ayah Ibu tersayang bahagia. Dan bisa memudahkan cita-cita hambamu ini tercapai. Amin”, doa Andi usai sholat.
            Andi pun menyempatkan melanjutkan belajar nya semalam. Persiapan semalam di masukkan di dalam tas hitam yang sudah kusam. Jarum jam tepat pukul 04.00.Kentong subuh pun berkumandang.
            “Andi, sudah subuh, cepat sholat”, teriak ibunya keluar dari kamar.
            “Iya”.
            Segera Andi menunaikan kewajibannya. Usai sholat Andi segera mandi. Badan sudah bersih dan harum Andi pun mengenaikan sragam yang sudah Andi persiapkan kemarin. Seragam sudah terkenakan lengkap di badan Andi. Andi pun mengambil nasi dan tahu goreng yang sudah di siapkan oleh ibu-nya
            “Andi berangkat jam berapa?”, tanya ayahnya.
            “Sekitar jam tujuh ya yah”.
            “emang tes nya dimulai jam berapa?”
            “Jam delapan yah, emang aku terlalu pagi ya yah?”
            “Tidak, ayah juga setuju kalau kamu berangkat lebih pagi kan rumah mu jarak nya jauh dari SMA mu Ndi”, ayah Andi memberi semangat.
            “Masih calon yah, tapi aku Amin-nin aja deh, semoga aja terkabul ya yah”, kata Andi optimis.
            “Amin”.
            Sepasang sepatu hitam sudah terpasang di kaki Andi. Uang saku sudah berganti tempat di kantong saku seragamnya. Persiapan matang pun sudah di kantonginya.
            “Siap berangkat, ayo yah!”, semangat Andi
            “Ayo!, salim kono ambi ibu mu!”, jawab ayah Andi dalam bahasa jawa.
            “Ibu do’ain Andi ya!, agar anak mu bisa ngerjain nya”,
            “Amin, nak”.
            Roda dua bermesin pun tiba di tempat penungguan bus.
            “Yah, Andi berangkat, Assalamu’alaikum”
            “Walaikumsalam, hati-hati”
            Naiklah Andi ke  Kendaraan umum beroda empat itu. Nasib baik tidak berpihak pada Andi, tak ada satupun kursi kosong terpaksa dia berdiri.
            “Andi?” colek teman satu sekolah Andi
            “he! Nina, naik bus juga”,
            “iya lah, gimana optimis kan?
            “Optimis nin, kayak kamu”,
            Sepanjang jalan mereka berdua bercanda gurau, tak di sadar bus kecil yang mereka naiki sudah tiba.
            “Widowati, wiiidowati”, teriak pak kernet.
            Mereka berdua pun turun dan berjalan menuju  SMA yang sangat mereka idam-idamkan.
            “SMAN 1 Trenggalek, saya datang”, Teriak Andi.
            Mondar-mandir Andi mencari ruangan nya. Ruangan Andi di XII Ipa 1 SMAN 1 Trenggalek, itu tepat di ruang nomor satu.
            Bel berbunyi, tanda Ujian akan dimulai. Peserta PSB (Penerimaan Siswa Baru) pun masuk ke ruangan mereka masing-masing.
Detik, menit, jam pun telah berlalu. Semua peserta PSB pulang. Andi dan kawan-kawan dari SMPN 1 Durenan pun juga pulang. Tapi perjuangan masih kurang dua hari lagi.
“Gimana tadi tes nya?”, tanya Fifin kepadaku
“Sukses fin, gimana kamu?
“Aduh! Aku tadi telat”, jawab fifin dengan lesu
“Kenapa telat, fin?”
“Aduh itu salahku, critanya panjang”
“Besok jangan telat lagi ya!”
“Oke”.

|||

            Hari ke dua dan ketiga pun Andi lewati dengan lancar, Tinggal menunggu pengumuman dari panitia PSB SMAN 1 Trenggalek yang rencananya akan di umumkan pada hari Sabtu tanggal 19 Februari 2011.

|||

Warna surya pagi menyapa Andi berangkat sekolah. Dengan baju koko terpakai rapi di tubuhnya. Waktu itu SMP-nya memperingati hari Maulud Nabi Muhammad SAW.
            “Aduh, masuk gak ya?”, kata Andi bicara sendiri.
            Jam terus di pandangi. Menunggu WARNET (Warung Internet) di dekat sekolah buka.
            “Glodog Grodog”, suara pintu warnet di buka pemiliknya.
            Segera Andi bergegas melihat pengumuman hasil tes
            Bola matanya ke arah atas ke bawah. Terdiam sejenak,
            “Alhamdulillah”, kata Andi dengan sujud syukur.
Wajah senang terpancar di raup wajahnya. Usaha serta do’a sela ini tidak sia-sia karena nama Andi Putra Laksmana tertulis di bagian atas siswa yang di terima di SMAN 1 Trenggalek.
Sesampainya di rumah Andi segera memberi tahukan kabar bahagia itu kepada ayah ibu di rumah. Ke dua orang tuanya sangat bersyukur bawasannya mempunyai anak laki-laki yang rajin,pintar, disiplin dan berbakti kepada orang tua.



Read More - Mengejar Rintisan Sekolah Internasional

Sabtu, 30 Juli 2011

Kisah SMP

Sahabat Biru Putih

 (||||)
“Persahabatan tidak akan hilang begitu saja, antara aku dan mereka. Dan sulit untuk dilupakan sahabat sejati itu. Sahabat itu lebih dari siapapun. Meski itu Cuma kenangan tapi aku kan selalu mengingat kau sahabat. Don’t forget me.”



A
ku terus memandang  jam, ku tunggu sahabat SMP ku datang. Tak henti-hentinya otakku bisa ingin merasakan canda tawa dari mereka semua. Mungkin udah tiga atau empat bulanan kita tak jumpa. Pas hari itu hari Minggu jadi aku dirumah.
            Sejak ada wall di Facebook di beritahukan bahwa alumni kelas 9G tahun 2010/2011 akan berkumpul di rumahku, hatiku senag sekali. Meskipun yang datang tidak semua anggota kelas tapi aku tetap senang. Mereka akan datang jam 09:00 WIB.
Jarak rumah kami cukup jauh. Ku duduk menunggu di depan pintu, semilir angin sawah menyapa ku. Ku bayangkan mereka yang dahulu. Si-kurus Nusi berambut lurus pirang dengan sifat nya agak pemarah, yang selalu ku ejek dulu. Ayun si-pintar, berambut kriting yang selalu bilang “tumbuh tubuhku kok ke samping sih, gang ke atas”. Temanku yang sangat seksi, ya! Itu Tiara, tubuhnya yang tinggi dan berisi membuat dia terliat seksi. Aku tertawa sendiri seperti orang gila saat itu.
“Finaaa! Hai fina”, teriak Nusi memotong nosalgiaku.
            Sampai mereka di rumah ku, begitu senang-nya aku meski datangnya satu persatu. Pertama Nusi, yang mengagetkan. Sekarang dia berjiblab, sudah tak terlihat rambut perang yang di ribonding itu. Berselang beberapa menit Luky dan Ayun datang, Ayun juga berjiblab sekarang. Subehana’Allah mereka makin cantik aja. Kita berpelukan melepas kangen. Udah bincang-bincang cukup lama, Andra dan Kandar datang. Tapi sayang mereka cuman mampir saja, gara-gara mau kelompok ma teman barunya.
“Bi...............ma idih Bima”, teriak Nusi dan Ayun.
Eeeh... Bima datang. Kawan-kawan langsung menyambutnya, dengan rasa kangen. Tapi aku biasa saja, lawong aku hampir tiap hari ketemu. Terus disusul oleh Anas, dia adalah orang yang bijaksana oleh karna itu di terpilih menjadi ketua kelas waktu kita SMP dulu.
“Idih, Tiara”, kataku
            “Napa fin?”, jawabnya
            “Kangen aku, tambah cantik dan seksi aja kamu ra”, jawabku sambil berjabat tangan.
            Hanya mereka yang datang. Hari itu rencananya ingin ngomongin rencana mau BUBER (buka bersama), eh malahan ngomongin waktu MOS sama PERSAMI di masing-masing sekolohan mereka. Ya maklum saja sekolahan kami berbeda-beda. Nusi,  Ayun  dan Anas sekolah di SMA Negeri Durenan. Luky sekolah di SMK 1 Durenan. Tiara sekolah di SMA Negeri Gondang. Sedangkan saya dan Bima sekolah di SMA Negeri 1 Trenggalek.
            Asik-asik ngobrol tiba tiba.
KRETEK-KRETEK JEDOOOOOOOO-OOOOOOOOOOOOOOOR!!!!!!
            “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa, adike Fina”, teriakan mereka semua.
            Ya itu ulah adik ku yang jahil, siang-siang nyalai petasan. Ya akhirnya teman-temanku ikut-ikutan maen petasan dengan adik. Anas mencoba nyalain, tapi gag jadi-jadi gara-gara banyak montor. Montor udah gak ada Anas coba nyalain Lagi. Teman-temanku udah siap-siap menetup telinga.
            Seeesss JEDOOOOOR!!!!!!!!
            “hahahahahahahaha,”tawa teman-temanku setelah petasannya di nyalakan.
            Akhirnya, gak jadi rundingan BUBER jadinya malahan mainan petasan sama crita-crita pengalamannya sendiri-sendiri. Ayun sudah ngajak pulang, padahal lama di rumahku gak apa-apa aku low gak keberatan. Akhirnya mereka siap-siap pulang.
            “Heh teman-teman Aziz mau kesini”, kata Luky sesampainya di luar pintu.
            “Eh masak?? Yaudah di tunggu saja dulu”, bilangku memohon ke teman-temanku.
Udah cukup lama banget aku dan teman-teman menunggu ke datangan  Aziz. Sambil menunggu teman-teman kami meneruskan bincang-bincang kami.
Di tunggu cukup lama Aziz belum datang-satang juga. Mereka semua memutuskan untuk pulang.
            “Heleh ayo muleh ae, ora-ora lek Aziz teko”, minta Ayun dalam Bhs. Jawa.
“Jangan!”, larangku.
Tapi mereka tetap mau pulang. Udah aku cegah tapi mereka tetap pulang. Ya sudah aku antar mereka sampai depan rumah.
Semua sudah siap-siap ngambil montor mereka masing-masing. Tapi sebelum mau pulang kerumah masing-masing katanya masih mau mampir ke rumah Ayun.
Mau nganterin pulang Ayun dulu.
“Wes aku mameg disek yow Fin?” kata mereka pamitan kepadaku.
“Ya hati-hati di jalan, jangan banter-banter leg naik montor”, kataku
Mereka sudah ngidupin montor dan mulai berangkat pulang.
“Aa...Ziiiiiiiiiz! Aziz datang, berhenti!”, teriaku.
Sebagian berhenti, tapi Bima terus pulang.
“Aziz kog hitam banget sih, tapi tambah imut”. Bilangku dengan tertawa
“Ahaayy, mosak tow Fin?” jawab Aziz.
“Pancen ya PASKIBRAKA yow malih hitam tow Fin”, saut Anaz.
“Uwis, pye iki? Pulang wae wis sore rapate di terusne besok Minggu ae”, sambar Ayun dengan tergesa-gesa.
“Ya sudah pokoknya persahabatan ini gag bakalan berubah tow? Meskipun wes SMA?, tanya Tiara.
“Ya enggaklah, kita ya tetap sering kupul kayak gini, kalau kumpul lagi ngumpulnya di rumah aku aja ya”. Jawabku
“Beres!, jawab mereka dengan kompak
“Ya wes Fin, kami pulang dulu”, kata mereka pamitan.
            Akhirnya mereka positif untuk pulang. Rumah jadi sepi deh. Tapi aku seneng mereka masih ingat sama aku dan kami juga masih kompak seperti waktu SMP.
            Aku sayang kalian teman, jangan pernah lupakan aku.
Read More - Kisah SMP